Minggu, 10 Juni 2012

Menu Nasi Jamblang

          Menu Nasi Jamblang

           Menu yang tersedia antara lain sambal goreng (yang agak manis), tahu sayur, paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe serta tidak ketinggalan ‘blakutak’, sejenis cumi-cumi yang dimasak bersama tintanya.
Awalnya nasi jamblang ini dibuat untuk para pekerja paksa di zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu lama. Uniknya, akan lebih nikmat dimakan secara tradisional dengan ’sendok jari’ dan alas nasi beserta lauk pauknya tetap menggunakan daun jati.
Sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa pada nasinya, hanya nasi putih biasa yang harus didinginkan terlebih dahulu beberapa jam, baru setelah itu dibungkus dengan daun jati. Ukuran nasinya tidak terlalu banyak, hanya segenggaman tangan orang dewasa.  “Kalau dibungkus pada saat panas akan membuat nasi berubah menjadi merah. itu yang kita tidak mau. Biasanya setelah nasi matang, langsung dikipas dan diangin-anginkan dan hal ini bisa membuat nasi tahan lama,”
               Kini bagi anda yang berdomisili di daerah semarang anda bisa mengunjungi warung nasi jamblang di depan SMP 16 Ngaliyan Semarang yang berkonsep lesehan kaki lima, yang dapat memuaskan anda yang menyukai makanan yang tidak terlalu besar porsinya mirip dengan nasi kucing, namun nasi jamblang ini memiliki nilai tambah karena nasi nya di bungkus dengan daun jati sehingga menimbulkan sensasi berbeda, bagi anda pecinta kuliner wajib mencoba sensasi yang di tawarkan.

sejarah nasi jamblang


Sejarah Nasi Jamblang          


Awal mulanya Sega atau nasi Jamblang dibuat untuk para pekerja yang bekerja paksa di zaman Belanda yang pada masa itu sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Nasi Jamblang di bungkus dengan daun jati, mengingat jika dibungkus menggunakan daun pisang kurang tahan lama sedangkan daun jati bisa tahan lama. Ini disebabkan karena daun jati itu sendiri memiliki pori-pori yang dapat membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu lama. Dan uniknya lagi, akan lebih nikmat dimakan secara tradisional dengan 'sendok jari' dan alas nasi beserta lauk pauknya tetap menggunakan daun jati.

Walaupun menunya beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukkan untuk pekerja buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan Pekalipan.
Sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa pada nasinya, hanya nasi putih biasa yang harus didinginkan terlebih dahulu beberapa jam, baru setelah itu dibungkus dengan daun jati. Ukuran nasinya tidak terlalu banyak, hanya segenggam tangan orang dewasa. Kalau dibungkus pada sat panas akan membuat nasi berubah menjadi merah, hal tersebut yang tidak diinginkan. Biasanya setelah nasi matang, langsung dikipas dan diangin-anginkan dan hal ini membuat nasi tahan lama.

Konsumen diperbolehkan memilih dan mengambil sendiri lauk pauk yang diinginkan. Para pelayan hanya melayani pengambilan nasi saja atau melayani orang yang ingin membawa pulang nasi jamblang. Jika ketika akan membayar, konsumen tinggal menyebutkan lauk pauk apa saja yang telah disantap.

Kini bagi anda yang berdomisili di daerah semarang anda bisa mengunjungi warung nasi jamblang di depan SMP 16 Ngaliyan Semarang yang berkonsep lesehan kaki lima, yang dapat memuaskan anda yang menyukai makanan yang tidak terlalu besar porsinya mirip dengan nasi kucing, namun nasi jamblang ini memiliki nilai tambah karena nasi nya di bungkus dengan daun jati sehingga menimbulkan sensasi berbeda, bagi anda pecinta kuliner wajib mencoba sensasi yang di tawarkan.

asal nama nasi jamblang

           Awal mula Nasi jamblang konon berasal dari sebuah nama desa di sebelah barat kota cirebon yaitu desa jamblang,bukan dari nama sebuah pohon yaitu pohon jamblang. yang menjadi dasar pemberian nama jamblang karena di desa tersebut banyak warganya yang menjajakan nasi jamblang sehingga munculah ide untuk menjadikan nama nasi yang di bungkus oleh daun jati tersebut dengan nama nasi jamblang.
Hingga saat ini warga di daerah itu masih menggeluti usaha menjual nasi jamblang, bahkan tidak terbatas di daerah sekitar cirebon saja, makanan ini sudah merambah ke wilayah ibu kota jakarta dan kota- kota besar lainya di pulau jawa.
           Kini bagi anda yang berdomisili di daerah semarang anda bisa mengunjungi warung nasi jamblang di depan SMP 16 Ngaliyan Semarang yang berkonsep lesehan kaki lima, yang dapat memuaskan anda yang menyukai makanan yang tidak terlalu besar porsinya mirip dengan nasi kucing, namun nasi jamblang ini memiliki nilai tambah karena nasi nya di bungkus dengan daun jati sehingga menimbulkan sensasi berbeda, bagi anda pecinta kuliner wajib mencoba sensasi yang di tawarkan.