Menu Nasi Jamblang
Menu yang tersedia antara lain sambal goreng (yang agak manis), tahu
sayur, paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur
dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin,
tahu dan tempe serta tidak ketinggalan ‘blakutak’, sejenis cumi-cumi
yang dimasak bersama tintanya.
Awalnya nasi jamblang ini dibuat
untuk para pekerja paksa di zaman Belanda yang sedang membangun jalan
raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten
Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Sega Jamblang saat itu dibungkus
dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang
tahan lama sedangkan dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa
pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi
tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu lama. Uniknya,
akan lebih nikmat dimakan secara tradisional dengan ’sendok jari’ dan
alas nasi beserta lauk pauknya tetap menggunakan daun jati.
Sebenarnya
tidak ada yang terlalu istimewa pada nasinya, hanya nasi putih biasa
yang harus didinginkan terlebih dahulu beberapa jam, baru setelah itu
dibungkus dengan daun jati. Ukuran nasinya tidak terlalu banyak, hanya
segenggaman tangan orang dewasa. “Kalau dibungkus pada saat panas akan
membuat nasi berubah menjadi merah. itu yang kita tidak mau. Biasanya
setelah nasi matang, langsung dikipas dan diangin-anginkan dan hal ini
bisa membuat nasi tahan lama,”
Kini bagi anda yang berdomisili di daerah semarang anda bisa mengunjungi
warung nasi jamblang di depan SMP 16 Ngaliyan Semarang yang berkonsep
lesehan kaki lima, yang dapat memuaskan anda yang menyukai makanan yang
tidak terlalu besar porsinya mirip dengan nasi kucing, namun nasi
jamblang ini memiliki nilai tambah karena nasi nya di bungkus dengan
daun jati sehingga menimbulkan sensasi berbeda, bagi anda pecinta
kuliner wajib mencoba sensasi yang di tawarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar